Kurama ingat bagaimana dulu waktu hubungannya dan Naruto masih tak begitu
baik. Kurama yang disegel bertanya pada Naruto, "Kenapa kau masih bisa
begitu percaya diri jika pada kenyataannya kau tak bisa menyelamatkan
Sasuke!?"
"Semuanya akan berakhir kalau aku meragukan keputusanku sendiri! Aku
akan mengurus Sasuke, lihat saja.." ucap Naruto tepat di depan mata
Kurama.
Dan yah, Naruto tak akan menyerah. Tepat ketika sk hendak melesatkan
serangannya, Naruto mampu bangkit dan memukulnya hingga Sasuke terpental
membentur perbukitan bekas air terjun di ujung sana.
"Hah.. hah.." Naruto mengambil nafas.
"Lagi dan lagi.. lagi dan lagi.." Sasuke kesal. "Kenapa kau
tak bisa diam saja dan biarkan aku membunuhmu!?"
"Tak akan.." ucap Naruto. "Akulah yang akan menang.."
Naruto
Chapter 698 - Naruto dan Sasuke bagian 5
Sasuke yang tadi sempat mengambil chakra dari Naruto kembali menyiapkan
jutsu.
"Tadi itu serangan balik yang bagus, nak!" ucap Kurama dalam diri
Naruto. "Kelihatanya kau tak menyianyiakan kesempatan saat kondisinya
melemah. Tapi tetap ingat, Sasuke pasti sadar kalau chakra yang kuberikan
padamu memiliki batasan.."
"Dia menggunakan Kagutsuchi, bersiaplah, dia sedang mempersiapkan serangan
terakhirnya.." ucap Kurama. "Dia menyerap hampir semua yang
kuberikan pada tadi, jadi sekarang yang tersisa hanya chakraku saja. Dan saat
kau menggunakannya, aku akan tertidur, jadi gunakanlah dengan sebaik-baiknya,
jangan biarkan dia mengambilnya lagi.."
"Tapi kau tak perlu terlalu khawatir sih, Rinnegannya itu baru, jadi dia
pasti belum mampu menyerap chakra dan melancarkan jutsu dalam waktu yang
bersamaan.."
Sasuke telah melompat dan bersiap dengan chakra api hitam berlapis petir di
tangan kirinya.
"Sekarang, majulah.."
Naruto pun bersiap, dengan sisa chakra terakhir yang Kyuubi miliki.
Kyuubi mempercayakan semua sisa chakranya pada Naruto, anak yang telah
berhasil menghilangkan kegelapan dalam dirinya. "Kau adalah orang yang
spesial bagiku, nak.. Sasuke juga pasti berpikiran sama.."
Mereka makin mendekat, Naruto dan Sasuke, dengan serangan mereka
masing-masing, dan whusss.. ledakan yang hebat kembali terjadi..
Ledakan yang kelihatannya akan jadi ledakan terakhir dari tubrukan
jurus-jurus mereka. Setelahnya suasanya berubah hening..
Malam hari, bulan beradadi puncak tertinggi..
Sasuke membuka matanya..
"Sudah bangun, huh?" ucap Naruto, yang terbaring lemas di
sebelahnya.
Pasca benturan tadi, mereka berdua rebah dan benar-benar tak berdaya untuk
bangun. Saat Sasuke melihat kondisi tubuhnya, ia sadar seberapa parahnya
itu..
"Kau lihat sendiri kan, kalau banyak bergerak, bisa-bisa kita mati
karena kehabisan darah.." ucap Naruto. Jadi sekarang, yang bisa mereka
lakukan cuma tetap terbaring sambil bercakap-cakap.
"Huh.. ini gara-gara begitu kau keras kepala ingin menghalangi
jalanku.." ucap Sasuke.
"Aku jatuh ke dalam kegelapan dan memperoleh kekuatan untuk melenyapkan
semua yang menghalangi jalanku, siapapun itu. Aku mencoba untuk melenyapkan
semua ikatan yang kumiliki.. tapi.."
"Kau tak pernah memutus ikatanmu denganku.. tak peduli apapun yang
terjadi.. kenapa kau begitu mempedulikanku!?"
"Heh, gara-gara tak bisa bergerak sekarang kau banyak bicara.."
ucap Naruto. "Kau sudah tahu, kan?"
"Diam dan jawab pertanyaanku!!"
"Itu karena kau temanku.."
Sasuke terdiam.
"Huh, kau sudah mengatakannya. Memangnya, apa artinya itu untukmu?"
"Kalau kau ingin aku menjelaskannya, aku jadi bingung bagaimana harus
mengatakannya.. hanya saja saat mendengar bualanmu yang bilang kalau kau akan
mengemban semuanya di pundakmu.. aku merasa seperti.. merasakan sakit yang
sama.."
"Sakit sekali, tak mungkin aku mengabaikannya.." ucap Naruto.
"Yah, hari ini aku mengalami banyak rasa sakit jadi tak banyak yang bisa
kulakukan.."
Naruto tersenyum, menahan rasa sakit...
"Naruto.." dalam hati Sasuke mengingat Naruto..
"Aku tahu di masa lalu kau selalu sendirian, sama sepertiku, Uchiha
terakhir yang tersisa.. kau bersikap seperti anak nakal supaya mereka
memarahimu, jadi mereka menyadari keberadaanmu.."
"Awalnya aku berpikir kau memang bodoh dan hanya bermain-main saja,
tapi.. selalu melihatmu berbuat hal bodoh dan dimarahi, lama-lama aku jadi
memperhatikanmu.."
"Dan saat itu, aku juga menyadari.. kelemahanmu telah masuk ke dalam
diriku juga.."
"Aku tak bisa mengabaikanmu, saat aku melihatmu melakukan berbagai cara
untuk bisa membuat ikatan dengan orang lain, itu mengingatkanku akan
keluargaku.."
"Dan untuk suatu alasan, aku merasa lega.."
"Tapi.. aku juga merasa kalau itu adalah kelemahanku.."
"Aku berlatih keras untuk keluar dari titik lemah itu, dan menjadi lebih
kuat, lebih kuat dari kakakku untuk bisa membalas dendam. Tapi, akhirnya kita
malah menjadi satu tim.. dan aku kembali teringat dengan keluargaku.."
"Setelah menyelesaikan misi bersamamu, kau ingin menjadi hokage, aku
bisa merasakan kalau ikatan antara kita makin menguat, dan aku menyadari
kalau ingin bertarung bersamamu.."
"Aku mulai.. melihat tim 7 sebagai keluarga.."
"Dan saat melihatmu terluka.. aku juga bisa merasakan rasa sakit
itu.."
"Saat aku mengerti penderitaanmu, untuk pertama kalinya aku menganggapmu
sebagai rekan. Tapi di saat yang sama, aku tak bisa membiarkan menjadi makin
kuat begitu saja, saat aku melihat betapa kuat dirimu, aku.."
"Aku juga tahu kalau kau juga selalu sendirian, aku merasa lega bisa
bertemu orang yang sama sepertiku, dan aku merasa ingin berbincang-bincang
bersamamu.." ucap Naruto.
"Tapi, aku tak melakukannya.."
"Karena aku iri dengan kemampuanmu, dan memutuskan untuk menjadikanmu
sebagai saingan.."
"Kau telah menjadi tujuanku.. untuk pertama kalinya, aku memiliki
ikatan.."
"Selama misi kita sebagai tim 7, aku selalu mengejarmu karena aku ingin
menjadi kuat dan keren sepertimu.."
"Sebaliknya, akulah yang iri padamu.." ucap Sasuke dalam hati.
"Kau memiliki kekuatan yang tak kumiliki, kau selalu berjalan di
depanku.. seperti kakakku.."
"Dan hari ini juga.."
Bulan berganti matahari, mereka berduapun terbangun dari tidur singkat tadi.
Sinar matahari menyinari mereka, "Ukhh.."
"Dimana kita? Jangan bilang ini di surga.."
"Sepertinya kita ketiduran sampai pagi.." ucap Sasuke. "Huh,
lagi-lagi kau masih hidup.." lanjutnya.
"Aah, aku masih tak bisa bergerak.. aku ingin sekali memukulmu sampai
matamu terbuka!"
"Hah.. hahaha!!" Sasuke malah tertawa.
"A-apa!?"
"Apa kau masih mau bertarung dalam kondisi seperti itu?"
"Tentu saja, aku tak akan menyerah!!" ucap Naruto.
"Baiklah, kalau begitu aku akan mengakuinya.."
Sasuke lalu berkata, "Aku.. kalah.."
"Bodoh!! Tak ada yang menang ataupun kalah dalam pertarungan ini!!"
bentak Naruto. "Aku hanya ingin memukul teman yang tak mau
mendengarkanku!! Pertarungan yang sebenarnya setelah itu!!"
"Hei Naruto.."
"Eh?"
"Akhirnya aku mengakuimu." ucap Sasuke. "Kalau aku mati
sekarang, takdir yang menurut petapa Rikudo telah mengikat kita sejauh ini
akan berakhir juga.."
"Itu juga akan menjadi sebuah revolusi.." ucap Sasuke. "Kau
bisa mengurus Mugen Tsukuyomi itu setelah aku mati dengan mentlanpantasikan
mata kiriku ke Kakashi.. aku ingin menyelesaikannya denganmu
sendirian.."
"Kau.. kau tak akan bisa menyelesaikan apapun kalau mati!!"
"Hiduplah dan bantu aku dari pada kau mati!! Mimpiku adalah membuat
semua shinobi saling bekerja sama, termasuk kau!!"
"Yah.. walaupun kau oke dengan itu, lalu bagaimana dengan yang
lain?"
"Huh, berhentilah membicarakan hal mengesalkan seperti itu, aku jadi
makin gatal ingin memukulmu!!"
"Mungkin saja aku akan berbuat jahat lagi, kau tahu.."
"Kalau begitu aku akan menghentikanmu lagi!! Lagipula, aku yakin kau tak
akan melakukannya.."
"Huh? Kenapa kau bisa yakin?"
"Jangan buat aku mengulanginya terus, kau masih belum mengerti ya? Huh,
siapa sangka kau ini bodoh sekali.."
Sasuke menangis, "Diam kau, bodoh.."
Dan mereka terus terbaring seperti itu, terbaring dalam kondisi yang
benar-benar parah, dengan tangan yang telah benar-benar hancur. Ledakan
sebelumnya menghancurkan tangan kanan Naruto dan tangan kiri Sasuke. Darah
dari kedua tangan itu terus mengalir hingga tersambung menjadi satu..
Bersambung
ke chapter 699…
|